Pages - Menu

Senin, 18 Mei 2015

Benci dan benci

Aku Benci Jatuh Cinta..!!

Jika kamu adalah hujan yang hanya lewat sekejap lalu lenyap,
Jangan janjikan aku pelangi untuk melukis langitku,
Meski rinaimu menyejukkan,
Meski rindumu mengharukan,
Namun hujamanmu serupa rintik-rintiknya yang menerpa menampar tepat di wajahku,

Aku benci jatuh cinta........
Hanya karna sebuah rasa yang di namakan "takut kehilangan"
Hanya karna ada kekhawatiran bahwa suatu hari kau akan berhenti melakukan hal yang sama seperti yang Kamu lakukan disaat membuatku jatuh cinta.

Lalu, bagaimana aku bisa mengelak jika semua hal yang kau lakukan adalah sebuah upaya untuk mendekatkan kita?
Bagaimana aku bisa menghindar jika tak sedikitpun hariku terlewatkan tanpa melihat namamu menari indah dalam sebuah pesan di ponselku?
Bagaimana bisa aku menghempasmu, sementara yang bertiup di sekelilingku adalah angin yang membawamu untuk menuju ke hatimu?
Bagaimana ini, tolong kamu yang sudah membuatku jatuh cinta, katakan aku harus bagaimana..?

Aku benci jatuh cinta,
sekali lagi aku benci jatuh cinta!
jika perasaan ini hanya akan menjatuhkanku ke dalam luka yang lebih dalam nantinya....  

Kepada kamu, Dengan penuh kebencian



Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu..., tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, "Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common," harus dimentahkan oleh hati yang berkata, "Jangan hiraukan logikamu."

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan...

aku takut sendirian.

---

#terimakasihbangRAditya

Minggu, 17 Mei 2015

terbelenggu

Nus, semuanya benar kata keenan. Pikiran itu gak bisa mengerti hati!
Ajari saya menjadi naif senaif mungkin. saya berusaha menutupi apa yang di rasa, membelokkan semua yang di katakan oleh hati. hati bilang saya cinta dia dan harus di perjuangkan, tapi pikiran saya terus menyangkalnya. Apa yang bisa di perbuat sementara pikiran mengatakan kebenaran ' kamu tidak pantas untuk dia ' .
Hati saya terlalu pede untuk menyimpulkan perasaan ini.
Ikuti kata hati kamu karena apa yang di katakan hati selalu benar, tapi pikiran? Entahlah.....

Sabtu, 16 Mei 2015

harapan itu tetep ada

Tuhan, saya tidak tau apa yang saya rasain saat ini.
Apakah harapan yang selama saya cari ataukah ini harapan kosong?
Hati ini terasa bergejolak serasa hati sama pikiran lagi perang.
Hati sama pikiran memang gak bakal ketemu, karena pikiran gak bisa mengerti hati.
Hati gak bisa bohong tapi pikiran itu munafik, egois tingkat tinggi dan terus berusaha naif.
Dan pada akhirnya hati lah pemenangnya. Saya akui saya amat mencintai dia.
Ini bukan harapan kosong dan saya yakin dengan kata hati ini....

keegoisan bertahan dalam kesendirian

Sendiri ?
Menurut saya itu bukan masalah. Bukan juga nasib yang harus di ratapi, tapi sendiri itu pilihan...
Mungkin kita akan merasa kesepian. Memang benar!!
Akan ada dimana kita butuh seseorang untuk mengerti kita. Tapi orang selalu maksain sama orang yang tidak tepat, dan lahirlah rasa sakit itu.
Saat ini saya menemukan orang yang selama ini saya cari, buat saya nyaman dan tertawa lepas. Tapi saya tidak mau melepas hati ini untuk bebas. Saya tidak bisa meminta dia untuk mencitai saya.
Saya akui saya amat sayang dan menginginkan dia, tapi saya gak bisa. Saya terus coba untuk menahan perasaan ini. Karena saya tidak bisa membuat seseorang betah dan nyaman untuk waktu yang lama. Kekurangan dan keadaan saya yang membuat saya bertahan sendiri...

Saya cinta kamu sampai kapanpun. I just love you.....!!?